Senin, 01 Agustus 2016

TEAM BUILDING – OUTBOUND

Sabtu tanggal 30 – 31 juli Provider outbound training Indonesia OUTBOUNDdiberikan kepercayaan oleh karang taruna dan RISMA ASY – SYAKUR PKRM 1 DEPOK untuk melakukan kegiatan outbound di KAHYANGAN CAMPING GROUND yang bertema TEAM BUILDING – OUTBOUND. Dan program TEAM BUILDING – OUTBOUND yang INDONESIA OUTBOUND berikan adalah mengenai program program yang Indonesia OUTBOUND miliki untuk kebutuhan mereka. Adapun saya menjelaskan sebagai berikut :


Sebelum saya menjelesakan tentang program TEAM BUILDING – OUTBOUND, Indonesia OUTBOUND akan menjelaskan terlebih dahulu tentang pa ituOUTBOUND.
Pengertian Outbound
Outbound adalah suatu bentuk dari pembelajaran segala ilmu terapan yang disulasikan dan dilakukan di alam terbuka atau tertutup dengan bentuk permainan yang efektif, yang menggabungkan antara intelegensia, fisik dan mental.

Sejarah outbound
Outbound merupakan inovatif yang ditemukan oleh cendikiawan berkebangsaan Jerman yang bernama Dr. Kurt Hant. Beliau lahir di Jerman pada tanggal 5 Juni 1886. Ilmu dan ide terapan pendidikan inovatif outbound Kurt Hant bertahan dan berkembang sampai saat ini. Sekarang semua kegiatan outbound di sesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan yang di target.

Macam-macam outbound
Berdasarkan pemainnya outbound:
Outbound Anak/Kids
Outbound anak adalah suatu kegiatan outbound yang dilakukan oleh anak-anak yang berumur berkisar antara umur 5 tahun keatas sampai umur  15 tahun. Biasanya outbound anak  bertujuan mengembangkan kepencayaan diri , keberanian dan daya kretifitas.
Outbound Dewasa/adult
Outbound dewasa adalah suatu kegiatan outbound yang di lakukan oleh sesorang berumur lebih dari tujuh belas tahun keatas. Outbound dewasa memiliki beragam permainan yang memacu jantung atau andrenalin seperti  arum jeram, art rope dan lain lain.
Berdasarkan jenis game outbound:
Outbound Soft Skill
Outbound soft skill adalah kegiatan outbound yang dilakukan untuk pengembangan personal dan interpersonal, biasanya berupa kemampuan (bakat)atau keterampilan.
Permainan outbound soft skill  ini dirancang sedimikian rupa sehingga tidak perlukan fisik yang berlebih untuk melakukanya.
Outbound Hard Skill
Outbound hard skill adalah kegiatan outbound yang dilakukan untuk 
ketrampilan teknis atau penguasaan bidang  sesorang sehingga mudah dilakukan dan diterapkan. Biasanya outbound di fokuskan untuk ketrampilan seseorng sehingga diperlukan kecepatan dan ketepatan.
Bedasarkan permainan outbound populer:
Arum jeram (rafting)
Paint Ball (war game)
High Rope aktivity seperti Flaying Fox
Fun Outing
Family Gathering
Camping
Tujuan outbound:    
Team building


Menjalin Silahturohmi
Melepas penat atau kejenuhan rutinitas
Mendapatkan ilmu materi yang diisipkan dalam permainan outbound
Lebih mengenal lingkungan
Membangun percaya diri
Menganalisa kemampuan seseorang untuk keperluan manajemen

Incoming search terms:
macam permainan saat camping
materi fun game outbound
out bound ada
pengertian outbond

Dan Disini Indonesia OUTBOUND menjelasakan program TEAM BUILDING – OUTBOUND yang telah diberikan untuk peserta KARANG TARUNA DAN RISMA ASY – SYAKUR PKRM 1 DEPOK pada hari sabtu tanggal 30 – 31 juli 2016.
Team building adalah bentuk dari peningkatan hubungan kerjasama, solid, sinergi  dan  kekompakan tim atau kelompok.
Team work
Team work adalah suatu bentuk kerjasama tim untuk mencapai tujuan bersama
Komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses dan tata cara menyampaikan 
informasi yang tepat kepada seseorang maupun kelompok.
LeadhersipLeadership adalah kekuatan proses dalam mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Konsentrasi
Kosentrasi adalah proses peningkatan daya fokus dan daya ingat fikiran seseorang terhadap sesuatu.
Kreatifvitas
Kretivitas adalah suatu proses peningkatan suatu daya cipta atau ide baru untuk dikembangkan.
Strategi Planning
Strategi planning adalah suatu perencanaan dari segi manajemen untuk mencapai sasaran atau tujuan.
Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menelaah dan menyelidiki sesuatu sehingga mudah dipahami dan dipecahakan.
Conviden
Covidence adalah peningkatan percaya diri terhadap kemampuan yang di milikinya.

  1. Membangun Tim ( Building Team )
Team work mungkin merupakan salah satu istilah yang sering kita dengan terutama di kantor atau sekolah. Untuk menyelesaikan sebuah tugas yang tidak mungkin dapat diselesaikan seorang diri, membentuk team adalah salah satu yang solusi yang umum. Ukuran team yang melebihi 20 orang adalah umum sekarang. Meskipun team yang berukuran besar, beragam, dan terdiri dari para ahli menjadi penting untuk menjawab tantangan proyek sekarang, resiko kegagalan team juga dapat menjadi tinggi. Anggota team yang kompleks cenderung kurang memiliki keinginan untuk berkolaborasi, enggan untuk bersama-sama, membantu orang lain sukses, maupun melihat sebuah tujuan bersama.
Dahulu, jumlah team umumnya kurang dari 20 orang, tetapi sekarang ini, beberapa tugas yang kompleks dikerjakan oleh sebuah team dengan lebih dari 100 orang. Saat total anggota team telah melewati 20 orang, kecenderungan untuk bekerja sama menjadi menurun. Team yang besar dapat mempunyai kerjasama yang tinggi tetapi mensyaratkan adanya investasi yang menyeluruh dan signifikan pada modal/alat untuk membantu kolaborasi antar anggota team. Kerjasama juga dapat menurun bila anggota team kurang bertatap muka atau lebih dikenal dengan “virtual team” (komunikasi dengan telephone, mail, atau groupware).
Keragaman dalam team mendorong munculnya pandangan dan inovasi baru. Tetapi keragaman membawa resiko pada kerjasama karena anggota team umumnya lebih dapat bekerja sama bila merasa memiliki sebuah kesamaan (pendidikan/budaya/latar belakang/SARA). Semakin tinggi tingkat keasingan pada sebuah team, semakin kecil kemungkinan anggota team mau berbagi pengetahuan atau bekerja sama. Hal yang sama berlaku juga untuk pendidikan, semakin tinggi pendidikan, semakin sering terjadi debat pendapat dalam team (dapat mengarah ke “analysis paralysis” – dimana tidak ada seorangpun yang mau mengalah).
INDONESIA OUTBOUND

Ada empat buah kategori dasar yang menentukan keberhasilan team yaitu dukungan atasan, praktek HRD, kepemimpinan dari pemimpin team, dan Team Foundation and Structure.
  1. Dukungan Eksekutif / Atasan
Team dapat berkinerja baik jika eksekutif mendukung hubungan social, memperlihatkan sikap kolaborasi, dan membangun sebuah “gift culture”.
Investasi pada praktek hubungan yang unik
Setiap eksekutif atas setidaknya pernah melakukan investasi pada membangun dan mengatur hubungan social pada organisasi. Contohnya adalah Royal Scotland Bank yang membangun markas pusat mereka dengan desain yang mendorong komunikasi , pertukaran ide, dan pembangunan komunitas. Kantor didalam gedung mempunyai layout yang terbuka dan pemandangan ke atrium.
Cara lain adalah membangun jaringan social dengan memindahkan karyawan ke fungsi, bisnis, atau Negara lain sebagai bagian dari karir. Cara ini memaksa karyawan untuk bertemu dengan orang asing dan membangun hubungan dengan mereka.
Membuat model / contoh dari sikap kolaborasi
Bila anggota senior dalam sebuah organisasi menunjukkan sikap yang baik tentang bagaimana cara berkolaborasi, ini dapat menjadi contoh bagi yang lainnya. Tantangannya adalah memastikan semua orang melihat contoh sikap kolaboratif ini. Eksekutif pada Standard Charter Bank sering bepergian bahkan bila hanya untuk sebuah meeting singkat. Perjalanan ini memberikan kesempatan pada bawahan untuk melihat bagaimana eksekutif bekerja. Pertemanan informal juga dapat menjadi sumber daya yang baik dalam menyelesaikan project. Saat semua anggota team telah mengenal semua stakeholder pada awal sebuah project, team tersebut akan lebih mudah untuk membangun kepercayaan dan kerjasama dibandingkan bila mereka baru mengenal stakeholder.
Membangun sebuah “Gift Culture”
Eksekutif harus memastikan mentoring & coaching telah menjadi sifat hidup mereka dan menyebar keseluruh bagian perusahaan. Mentoring dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu formal dimana peran dan tanggung jawab telah jelas dan informal dimana terlihat dalam aktifitas harian. Kedua metode ini penting tetapi metode informal cenderung lebih baik meningkatkan budaya kerjasama.
  1. Praktek Human Resource yang Terfokus
Survey menunjukkan bahwa reward (baik didasarkan pada individu atau team) kurang mempunyai pengaruh pada kerjasama team. Dari sejumlah praktek HRD dalam meningkatkan kerjasama team, ada dua buah praktek yang mempunyai pengaruh signifikan yaitu training yang berhubungan dengan collaborative behavior dan dukungan untuk membangun komunitas informal.
Menjamin tersedianya keahlian yang dibutuhkan
Terkadang anggota team telah memiliki niat untuk berkolaborasi tetapi tidak mempunyai keahlian untuk berkolaborasi. Mereka didorong untuk bekerja sama, dan mereka mau bekerja sama hanya tidak tahu bagaimana melakukan hal itu dengan baik. Keahlian yang sangat diutamakan adalah kemampuan untuk menghargai orang lain, dapat masuk dalam perbincangan yang terarah, secara produktif & kreatif, menyelesaikan konflik, dan manajemen program.
Price Waterhouse Cooper adalah salah satu perusahaan yang mempunyai kemampuan kuat dalam membangun budaya kolaborasi. Training yang diberikan PWC mencakup team work,emotional intelligence, jaringan pertemanan, menangani percakapan yang rumit, melatih Corporate Social Responsibility, dan mengkomunikasikan strategy/nilai perusahaan. PWC juga mengajarkan bagaimana mempengaruhi orang lain secara efektif dan membangun hubungan yang sehat.
Mendukung munculnya komunitas
Jiwa pertemanan dan komunitas dapat berkembang dengan spontan, tetapi HR juga dapat mendukung munculnya komunitas dengan mendukung kegiatan dan aktifitas group seperti bowling, cooking weekend, atau bulu tangkis.
ABN Amro contohnya, menggunakan teknologi komunikasi untuk anggota group agar mereka dapat berbagi ide. Perusahaan juga mendorong karyawan untuk selalu bepergian ke sebuah lokasi baru dan mengatur pertemuan dengan sebanyak mungkin orang.
Komunitas juga dapat tercipta dari sebuah proyek. Pada saat sebuah proyek selesai, team akan bubar, tetapi komunitas informal akan terus berlanjut – sebuah modal yang sangat baik untuk project berikutnya.
Contoh lain adalah pendekatan HR dalam membangun budaya bersahabat dan keluarga. Bill Marriott salah satu eksekutif Marriot mempunyai sebuah blog yang menjadi popular dengan karyawannya. Blog-nya menceritakan focus perusahaan bahkan sampai hal-hal pribadi seperti tempat favorit untuk berlibur.
III. Team Leader
Pemimpin team tentu saja mempunyai pengaruh pada team, fleksibilitas mereka memegang peranan disini.
Pemimpin harus Task and Relationship Oriented
Pemimpin yang berfokus pada Relationship berupaya untuk mendorong orang berbagi pengetahuan dalam sebuah lingkungan penuh kepercayaan dan itikad baik. Pemimpin yang berfokus pada tugas berupaya untuk membuat sebuah tujuan, membuat sebuah kesadaran akan tugas pada setiap anggota, dan menyediakan kendali serta umpan balik.
Tipe pemimpin yang baik adalah mereka yang menyeimbangkan antara tugas dan hubungan pertemanan. Pemimpin juga dapat mengganti tipe kepemimpinannya pada saat project sedang berlangsung. Pada awal project mereka akan berfokus pada tugas dengan mendefinisikan tujuan, mendapatkan komitmen, dan memperjelas tanggung jawab anggota team. Pada titik tertentu dimana sharing knowledge mulai intensif, mereka akan berganti menjadi relationship oriented. Pemimpin yang hanya berfokus pada satu macam tipe akan merusak performa jangka panjang team.
Marriott mencoba membangun pemimpin dengan dua gaya seperti ini. Setiap manajer pada saat di review akan ditanyakan apakah telah menyeimbangkan gaya kepemimpinannya. Terkadang mereka akan diminta untuk makan siang bersama dengan anak buahnya atau mengambil kursus untuk menjaga kemampuan mereka.
IV .Team Formation and Structure
Membangun pada hubungan pertemanan yang telah ada
Kepercayaan adalah faktor penting, membangun sebuah team yang bermodal pada hubungan yang telah ada meningkatkan peluang untuk kesussesan project. Team yang baru dibangun dari orang-orang yang belum saling mengenal sebelumnya akan sulit untuk berkolaborasi. Mereka akan memerlukan waktu yang cukup signifikan untuk membangun kepercayaan.
Nokia adalah salah satu perusahaan dimana struktur organisasinya sangat memperhatikan hubungan pertemanan yang telah ada, Saat perlu untuk mentransfer keahlian pada unit atau fungsi bisnis lain, Nokia memindahkan satu team kecil secara utuh daripada menaruh individual.
Jaringan pertemanan juga mempunyai kelemahan yang bila tidak diatur akan menghancurkan kerjasama. Saat sejumlah besar anggota team merasa mempunyai kesamaan, mereka cenderung membentuk sebuah subgroup dan mengucilkan yang lain. Saat ini terjadi, kemungkinan konflik menjadi tinggi.
Memahami kejelasan peran dan ketidakjelasan tugas
Asumsi yang umum adalah tujuan harus jelas dan tujuan lebih penting dari pada peran. Saat peran dari setiap anggota team tidak jelas, banyak orang berpikir bahwa hal ini akan mendorong mereka untuk berbagi ide dan berkontribusi. Tetapi asumsi ini salah, kolaborasi menjadi lebih jelas saat setiap anggota team telah memiliki peran yang jelas dan dimengerti.
Tanpa ada kejelasan dari peran, anggota team akan banyak menghabiskan waktu untuk menentukan peran, melindungi kepentingan pribadi daripada berfokus pada tugas. Anggota team sebaliknya, cenderung untuk berkolaborasi bila peran mereka telah jelas.
Contohnya adalah BBC, meliput berita membutuhkan banyak koordinasi dari anggota team yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Besarnya anggota team dapat meningkatkan resiko terjadinya kekacauan tetapi hal ini tidak terjadi pada BBC. Setiap anggota team mempunyai peran yang jelas dan tidak berbenturan.
Otonomi juga harus diperhatikan selain dari peran anggota. Team IT mempunyai ciri anggotanya dapat berasal dari Negara yang berbeda dan programmernya lebih sering duduk didepan komputer dan sedikit bertatap muka. Tetapi kerjasama team dapat tetap tinggi bila setiap anggota mempunyai peran dan otonomi yang jelas, hanya karena kurangnya tatap muka, setiap anggota harus memahami tujuan dari team.
Dan Indonesia OUTBOUND juga memberikan Program yang bertema FUN atau bisa di sebut juga GAMES OUTBOUND. Games seperti apa yang kami berikan kepada peserta ialah games dimana yang membuat peserta untuk menghilang kan streesing dalam menjalani program TEAM BUILDING – OUTBOUND.
Berikut games games outbound yang Indonesia OUTBOUND berikan :
Rasakan sensasi permainan Low Impact Games kami
Sebuah program training yang dilakukan dalam suasana yang santai namun seru dan menyenangkan (Fun and Fresh). Dibalik itu semua tersimpan segudang manfaat yang bisa dipetik, berguna untuk mempererat kekompakan yang ada.
Jenis Permainan Low Impact:
Ice Breaking
Ice Breaking digunakan untuk menghilangkan ketegangan peserta dan menstimulus antusiasme peserta untuk siap mengikuti seluruh kegiatan berikutnya. Ice Breaking ada di setiap program training. Game-game yang ada di Ice Breaking disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta.
Fun Games
Fun Games adalah jenis games yang digunakan untuk membuka personal block dan menggairahkan suasana pelatihan. Game yang dimainkan di Fun Games juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Team Building Games
Team Building Games adalah games yang berkaitan dengan kemampuan personal dalam bekerjasama dengan orang lain.
Effective Communication Games
Effective Communication Games adalah games yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi secara efektif yang meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami pendapat orang lain, serta  pengeksplorasian gagasan.
Problem Solving Games
Problem Solving Games adalah games yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
Synergy Games
Synergy Games adalah games yang digunakan untuk menyadarkan betapa pentingnya setiap bagian dalam sebuah perusahaan/organisasi.

ICE BREAKING BIG GROUP
Kata Simon (Simon Said)

Seluruh peserta pelatihan diminta untuk berdiri dan membuat lingkaran. Setiap anggota kelompok memakai head-band satu warna, kelompok lain juga memakai head-band dengan warna yang lain. Mereka diminta untuk berdiri berselang-seling. Anggota dari kelompok yang sama tidak boleh berdiri bersebelahan. Seorang energizer memberikan perintah kepada kelompok untuk melaksanakannya asalkan perintah tersebut juga disertai kata kunci (password).Kata kuncinya adalah KATA SIMON.Tanpa menyebutkan kata kunci tersebut maka perintah tidak boleh dijalankan.
Value: Melatih kepekaan dan konsentrasi dari instruksi atau perintah terpusat atau terpimpin.

MoVing Bomb


Bentuk Permainan: Kelompok berusaha memenuhi ember besar yang diletakkan ditengah lingkaran racun dengan menggunakan ember kecil. Cara menuangkannya, ember yang berisi air hanya boleh diangkat dengan menggunakan tali yang telah disediakan. Saat melakukan evakuasi, anggota badan tidak boleh melewati batas aman dari daerah yang telah ditentukan.
Tujuan: Menggali nilai-nilai dasar integritas. Dalam permainan ini banyak sekali peluang dimunculkannya sifat tidak jujur (cheating). Observer kami akan memantau tanpa peserta sadari yang kemudian akan di bawa kedalam sesi de-brief dan general review.

BLIND LEADER


Bentuk Permainan: Langkah yang harus dilakukan oleh peserta adalah tiap-tiap peserta ditutup matanya, kecuali yang ditunjuk sebagai leader, mengikuti jalur yang sudah dibuat. Dengan arahan leader, peserta berjalan mengikuti jalur tanpa menyentuh pembatas. Orang yang pertama memasuki garis finish ditetapkan sebagai pemenang. Pemaknaan dalam permainan ini adalah bagaimana seorang bisa tampil sebagai pemimpin (leader) dan bagaimana rasanya dipimpin orang lain. Saling percaya antar sesama divisi dalam perusahaan.
Tujuan: Kepemimpinan, komunikasi satu arah, konsentrasi dan untuk melatih keseimbangan otak peserta.

Deskripsi
Peserta pada setiap kelompok di pecah menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama akan menjadi SI BUTA (yang ditutup matanya) dan kelompok kedua menjadi orang yang akan membimbing si buta dalam menjalani tugasnya untuk mengambil sedotan yang telah disebar oleh panitia. Setelah mengumpulkan sedotan, Si Buta juga bertugas untuk menyusun menjadi sebuah kalimat yang telah ditentukan. Setelah tugas selesai, kemudian prosesnya dibalik, Si Buta menjadi yang melihat dan yang melihat menjadi Si Buta. Tidak boleh berkomunikasi dengan kontak fisik.
Value dari game ini adalah melatih kesabaran dan kemampuan berkomunikasi bagi Si Pemandu. Dan bagi Si Buta, game ini melatih konsentrasi karena ia tidak hanya mendengar komando dari Leadernya, tapi ia juga bisa mendengar suara-suara dari Leader lain. Dan karena mereka akan bertukar posisi, maka game ini juga melatih rasa empathy. Si Pemimpin bisa merasakan apa yang dirasakan orang yang ia pimpin. Begitu pun sebaliknya.

Everybody Stand Up


Dimulai dari 2 orang, setiap peserta harus mencoba kemampuan diri dan kelompok kecilnya untuk bekerjasama berdiri dengan posisi secara bersama2 dari sikap duduk sampai dengan berdiri. Setelah dirasa mampu, maka fasilitator akan menambahkan peserta lainnya satu demi satu, sehingga pada akhirnya semua peserta akan serentak berdiri bersama2 membangun suatu tujuan, yaitu KEBERSAMAAN.

Standing Bucket


Disediakan satu buah ember yang sudah diisi air, tugas peserta adalah menaikan ember tadi dengan hanya menggunakan kaki dengan posisi tidur terlentang. Permainan akan dinyatakan berhasil apabila ember sudah berdiri tegak dengan ditopang oleh kaki-kaki yang tegak dan tanpa menumpahkan air dalam ember sedikit pun.
Value: koordinasi, keharmonisan dan komunikasi yang baik akan memudahkan pencapaian target dalam simulasi permainan ini.

Seperti itulah singkat cerita program TEAM BUILDING – OUTBOUND yang kami berikan kepada peserta KARANG TARUNA DAN RIMSA ASY – SYAKUR PKRM 1 DEPOK. Adapun lebih detail mengenai program program outbound apa saja yang Indonesia OUTBOUND miliki, teman teman bisa menghubungi PROVIDER OUTBOUND TRAINING kami di :
Terima kasih telah mengunjungi dan membaca artikel kami di website OUTBOUND BOGOR
SIAPKAH Anda MENUJU PERUBAHAN…?

CONTACT US

INDONESIA OUTBOUND
Jl Eka Dasa No 3 RT 02 RW 01
Komplek Wisma Anggara
Kel. Menteng Dalam Kec. Tebet
Jakarta 12780
PROGRAM DIRECTOR
BAYU WIBOWO  :  0858 – 8144 – 0514

Email : Outboundindonesia1@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar